Forgot Password
Please fill your email and follow the instruction to recover your password.
LOGIN FORM
Forgot Password
REGISTER MEMBER
Username
Password
Confirm Password
Name
Email
#BerbagiTerang Goes to Baduy (Bagian 1)
Rabu, 14 Agustus 2019

Hallooo Sahabat Kuark… Beberapa hari yang lalu, Tim Kuark bersama dengan teman-teman yang lain melakukan kunjungan ke sebuah tempat yang berada di wilayah Lebak-Banten loohh.

Tempat yang kita singgahi yaitu wilayah Kanekes atau yang biasa di kenal dengan masyarakat Baduy nya. Wilayah ini mempunyai topografi berbukit dan bergelombang. Di tempat ini dihuni oleh orang-orang Baduy. Baik itu masyarakat Baduy Luar maupun masyarakat Baduy Dalam.

Perjalanan menuju Baduy itu luar biasa sangat keren loohh. Sepanjang perjalanan, kami melewati desa-desa Baduy Luar yang penduduknya membuat kami merinding penuh syukur. Mereka ramah dan mudah senyum. Hanya saja mereka itu sedikit sekali dalam berbicara, bahkan lebih banyak terlihat diamnya. Banyak anak-anak kecil bermain dengan mainan yang mereka hasilkan dari alam. Dan senyum mereka berhasil membuat kami ikut bahagia sekaligus kagum.

Cara berpakaian mereka pun sangat unik sekali. Setiap dusun yang kami lewati, terkadang banyak masyarakat suku Baduy yang berjalan beriringan dan berpakaian berwarna hitam atau biru tua. Dan ternyata itu merupakan identitas bagi masyarakat Baduy Luar. Sebaliknya untuk masyarakat Baduy Dalam biasanya mereka mengenakan pakaian serba hitam dan penutup kepala berwarna putih.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Faces of Baduy's children #BerbagiTerang #Kuark #Kuark2019 #Baduy

A post shared by Komik Sains Kuark (@kuark) on

Meski kami melewati banyak kampung, jangan harap bertemu kamar mandi seperti di kota yaa. Kamar mandi disana hanyalah kamar mandi sederhana yang hanya digunakan untuk mandi. Kalau mau buang air, biasanya sih mereka di sungai yang terdapat suatu tenda yang sering disebut dengan Jamban. Tapi amat sangat jarang melewati sungai. Selama perjalanan yang kami lewati, kami banyak mengambil foto anak kecil dari suku Baduy Dalam yang lewat. Mereka baik, ramah dan membuat kami terus bersyukur setiap kali melihat senyum mereka.

Lima ratus meter menjelang perkampungan Kadujangkung, kami melewati beberapa bangunan rumah bertiang tinggi yang disebut dengan ‘leuit’. Leuit ini merupakan lumbung padi masyarakat Baduy. Walau leuit itu berada jauh dari rumah, tetapi mereka tidak takut isi leuit akan diambil oleh para pencuri, karena masyarakat Baduy sangat menjunjung tinggi sifat kejujuran.

Nah, untuk logistik yang wajib dibawa adalah beras dan ikan asin. Kenapa harus ikan asin? Kenapa bukan ayam? Karena menurut informasi yang kami dapatkan, ayam merupakan makanan mewah yang biasa mereka makan kalau sedang ada acara (upacara) adat. Maka dari itu, amannya sih bawa nasi dan ikan asin ya. Kalau tidak doyan ikan asin bagaimana? Kalian boleh membawa makanan tambahan seperti Indomie dan sarden, kok.

Kalau kalian sudah kecanduan menggunakan gadget selama di kota, disinilah tempat terapi paling ampuh dan asyik, terutama di Baduy Dalam. Selain memang sudah ada peraturannya untuk tidak menggunakan alat elektronik dalam bentuk apapun, di Baduy juga tidak ada listrik sama sekali. gelap. sepi. dan tenang. Heemm … Bagaimana yaa jika keadaan pada malam harinya? Pasti sangat gelap sekali ya sahabat kuark.

Oiya, perlu kalian ketahui juga ya sahabat kuark, hampir selama diperjalanan, kami tidak menemukan yang namanya sekolah ataupun tempat pendidikan loh. Ternyata anak – anak Baduy disini tidak bersekolah. Mereka juga tidak bisa membaca ataupun menulis. karena setiap harinya mereka selalu ikut bersama orang tua mereka untuk pergi ke ladang.

Capek memang berjalan selama hampir 2 jam menapaki jalan bebatuan. Tapi pasti bahagia kalau sudah sampai di tujuan.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Suasana Pedalaman Kampung Badui #BerbagiTerang #Kuark2019 #Kuark

A post shared by Komik Sains Kuark (@kuark) on

Yeeaay akhirnya kita sampai juga di Kampung Kadujangkung, tempat dimana kita akan memulai untuk bermain dan juga memberikan edukasi kepada anak-anak suku Baduy. Kebetulan dikampung tersebut sedang ada upacara adat menjelang pernikahan, jadi ramai sekali anak-anak yang hadir disana.

Mayoritas kebanyakan dari mereka itu berbahasa sunda loh untuk kesehariannya. Jarang sekali dari mereka yang mengerti bahasa Indonesia. Setiap kali kita berkomunikasi dengan mereka menggunakan bahasa Indonesia, pasti mereka hanya terdiam dan tidak mengerti dengan apa yang kita bicarakan. Jadi bahasa Sunda ini merupakan bahasa yang wajib kita pelajari jika ingin mengunjungi kampung Baduy yaa.

Mengapa Kuark ke Suku Baduy? Kegiatan apa saja yang Kuark lakukan di sana?

Selanjutnya ada di #BerbagiTerang Goes to Baduy (Bagian 2)