Forgot Password
Please fill your email and follow the instruction to recover your password.
LOGIN FORM
Forgot Password
REGISTER MEMBER
Username
Password
Confirm Password
Name
Email
Serangga Remote Control (Bagian 1)
Jumat, 02 Februari 2018

Tidak, ini bukan mainan remote control berbentuk serangga, melainkan serangga sungguhan yang dikendalikan dengan remote control. Bukan remote control biasa, tentu saja ....

Ilmu robotika berusaha keras untuk menandingi kelincahan, keluwesan, dan efisiensi binatang. Meskipun pengembangan beberapa jenis robot sudah menunjukkan banyak kemajuan untuk mencapainya, hingga saat ini kita belum mampu menciptakan robot yang dapat menyaingi kemampuan binatang sepenuhnya. Karena hal itu tampaknya masih sangat sulit dicapai, beberapa orang ilmuwan mencoba jalan lain: mengapa bukan hewan itu saja yang dijadikan robot?

Para ilmuwan di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura, misalnya, telah berhasil menciptakan serangga cyborg —singkatan dari cybernetic organism. Wah, mengagumkan sekali, ya? Yang lebih mengagumkan lagi adalah fakta bahwa ini bukan merupakan serangga cyborg pertama yang berhasil diciptakan manusia. Ya, sebelumnya, sudah ada serangga cyborg yang diberi nama DragonflEye oleh para ilmuwan dari Laboratorium Draper di Amerika Serikat. Namun, teknologi temuan para ilmuwan Singapura ini disebut-sebut sebagai serangga cyborg paling kecil dan paling mudah dikendalikan saat ini.

DragonflEye dirancang dengan melibatkan ahli teknik, robotika, biologi, bahkan genetika. (Foto oleh Draper Laboratory)

Menurut Profesor Hirotaka Sato, pemimpin para ilmuwan tersebut, menggabungkan tubuh serangga dan kendali mesin akan mengatasi kendala sulitnya menciptakan mesin yang dapat meniru karakteristik rangka tubuh, persendian, dan kemampuan gerak serangga. Dengan menggunakan seekor serangga sebagai robot, para ilmuwan tidak perlu bersusah payah untuk membuat tubuh robot. Mereka “hanya” perlu mencari cara untuk mengendalikannya. Hemm ... apa itu terdengar seperti upaya untuk menghipnotis serangga? Para ilmuwan tersebut mencobanya pada seekor serangga Zophobas. Serangga itu memiliki berat 0,5 gram, panjang 2,5 sentimeter, dan rentang usia sekitar 3 bulan. Bagaimana mereka melakukannya?

Apakah Sahabat Kuark tahu kegunaan sungut pada serangga? Salah satunya untuk berkomunikasi.  Orang sering menyebut sungut itu sebagai antena. Oke, lalu bagaimana cara kerja antena? Dengan mengirim dan menerima sinyal, bukan? Antena pemancar radio bekerja dengan mengirim sinyal radio, sedangkan antena penerima radio menangkapnya. Antena pemancar dan penerima siaran televisi pun demikian. Dengan memutar atau menekan tombol tertentu pada pesawat radio dan televisi, kita dapat memilih sinyal radio atau televisi yang siarannya ingin kita dengar atau saksikan. Jadi, bisa dikatakan bahwa antena pemancar mengirimkan informasi yang kemudian diwujudkan sebagai suara pada radio atau suara dan gambar pada televisi.

Berkat sepasang sungut di kepala, seekor serangga boleh dikatakan selalu up-to-date dengan perubahan kondisi sekitar yang perlu diketahuinya. (Foto oleh Jeremy Miles dari Free Stock Photo.biz)

Nah, bagaimana jika kita mengetahui sinyal yang digunakan untuk berkomunikasi oleh serangga tertentu? Bagaimana jika kita bisa membuat semacam antena yang dapat menangkap sinyal itu? Mungkinkah kita bisa mengetahui “pembicaraan” mereka? Bagaimana kalau setelah itu kita juga bisa membuat semacam antena yang dapat memancarkan sinyal serupa? Bisakah kita memberi mereka informasi atau perintah yang kita inginkan? Terdengar seperti sebuah skenario sains fiksi?

Bersambung ke bagian 2